Posts

Showing posts from February, 2014

Tak Kusangka (cerpen SMA)

Image
TAK KUSANGKA             Di sebuah diskusi kecil keluarga, “Angie (dibaca Enji), dari dulu papa tidak pernah mengekangmu, untuk kali ini turutilah papa dan mamamu ini”, kata ayah Angie dengan wibawanya.             Sambil makan keripik singkong kesukaan Angie bertanya, “Sebenarnya ada apa sih Pa? Kok aneh bener. Tiba-tiba aja ngomongin masalah yang ga jelas. Jadi curiga, kayak ada yang salah nih.”             Dengan agak takut ibu Angie berkata, “Begini Angie, sebenarnya kamu sudah dijodohkan sejak kecil”, langsung dipotong oleh Angie, “Apa! Dijodohin? Ga salah? Ini zaman apa Ma, Siti Nurbaya aja udah ga terdengar lagi batang hidungnya. Pokoknya Angie ogah kalau kayak gini caranya!”, membentak dan segera masuk ke kamarnya.             Ibunya menyusul tapi pintunya terkunci dan hanya bisa mengetuk dan berkata, “Angie, mama mohon. Kamu jangan ngambek dulu. Ga ada salahnya kan dilihat dulu. Siapa tahu kamu suka. Ibu sudah buat janji dengan orang tua Reka, besok malam mereka a

Sama Tapi Tak Serupa (unfinish story)

Image
SERUPA TAPI TAK SAMA Hari yang cerah, saat itu seorang gadis bertubuh tinggi tidak gemuk dan tidak juga kurus, yang mengenakan baju putih berlengan panjang dilapis dengan Hem hitam dengan lengan pendek dan dibagian dada sebelah kirinya terdapat symbol SMA LynSide berjalan riang menuju sekolah barunya. Dengan rok payung mengembang setinggi lutut, Ia mulai menyapa teman-teman barunya yang melewati lorong sekolah barunya itu. Yup, Reka adalah gadis yang ceria. Ia memang sering berpindah sekolah, ini adalah ketujuh kalinya Ia harus mulai menyesuaikan dengan sekolah barunya tersebut. Tapi Ia selalu bisa menyesuaikan diri dengan cepat, karena banyak pengalaman yang telah Ia lalui. Melewati taman sekolah yang begitu indah, langkah Reka terhenti sejenak. Ia menatap taman itu, lalu menghirup udara pagi sambil menengadahkan kepalanya ke langit yang saat itu cerah sedikit berawan. Tiba-tiba dari arah samping kanan Reka terdengar suara memanggil namanya, “Reka!”. Seketika itu juga Reka

Ternyata Hanya Mimpi (Cerpen sewaktu SMA)

Image
TERNYATA HANYA MIMPI             Sore hari yang menyenangkan. Saat itu aku sedang berada di halaman belakang rumahku. Tiba-tiba seorang anak laki-laki yang manis, tersenyum, menghampiriku, dan berkata, “Mau ga kamu jadi pacarku?”, dengan senyumnya yang terangkat sebelah.             “Haah!”, teriakku dalam hati yang pastinya ga bisa didengar oleh siapapun juga kecuali aku. Dengan wajah yang kebingungan dan perasaan yang tak menentu, aku hanya bisa bertanya sambil terheran-heran, “Apa alasannya?”.             Jawab anak yang sedang berada di depanku itu, “Hm, Apa ya? Mungkin karna aku sayang sama kamu”. Anak itu menatap lekat-lekat kepadaku dan berkata lagi, “Mungkin kamu masih bingung ya, buat jawabannya, aku tunggu kamu besok di taman belakang sekolah jam 2 siang setelah pulang sekolah. Oke, aku ga bisa nunggu nih, aku harus pergi sekarang. Sampai ketemu besok ya.”, pergi berlalu sambil melambai dengan girangnya. ….             Aku yang baru saja terbangun, langsung ke